Bias emitor transistor adalah untuk memahami konfigurasi rangkaian transistor dan bagaimana rangkaian itu digunakan untuk mengatur bias transistor. Dengan memahami pengaturan bias emitor transistor, kita dapat mengatur arus basis transistor dan mengontrol penguatan sinyal. Selain itu, kita dapat memahami karakteristik kinerja transistor dalam rangkaian bias-emitor dan bagaimana rangkaian dapat dioptimalkan untuk berbagai aplikasi.
- Resistor
Resistor merupakan komponen listrik yang bersifat menghambat arus listrik.
Cara menghitung resistor
1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga
4. Masukkan jumlah nol dari warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan (10^n), merupakan nilai toleransi dari resistor.
- Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik.
- Transistor
Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat dipakai sebagai penguat,sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus.
- Ground
Ground merupakan titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik.
- Sumber Tegangan/Baterai
Baterai adalah sumber energi yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi listrik.
- Volt Meter
Alat Ukur untuk Mengukur tegangan
Suatu rangkaian bias emitter adalah rangkaian yang menggunakan arus dc, Jaringan bias dc pada Gambar memiliki
resistor emitor untuk meningkatkan stabilitas konfigurasi fix-bias. stabil yang dimaksud adalah untuk menjauhkan resistor dari variasi nilai yang tidak di inginkan
Base Emittor Loop
Jaringan bias DC pada gambar disamping berisi resistor emitter yang berfungsi untuk meningkatkan stabilitas dibanding konfigurasi bias tetap, manfaat dari konfigurasi yang lebih stabil ini untuk menghindari pengaruh dari suhu dari variasi yang tidak diinginkan.
Analisis akan dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa basis-emitor loop dan kemudian menggunakan hasilnya untuk menyelidiki loop kolektor-emitors. Persamaan dari disamping merupakan hasil dari pemisahan sumber untuk membuat input dan bagian output.
Loop pada gambar di atas dapat di ulang kembali mencari gambar di sebelah kiri. Dengan persamaan loop Kirchoff Voltage Law dengan arah loop searah jarum jam maka
Collector-Emitter Loop adalah sirkuit yang terbentuk antara
dua terminal pada transistor bipolar yang disebut kolektor (collector) dan
emitter. Loop ini biasanya digunakan dalam rangkaian osilator dan penguat. Loop
ini memungkinkan arus berfluktuasi antara dua terminal untuk memicu gerakan
elektron dan menciptakan sinyal output.
Pada sirkuit osilator, Collector-Emitter Loop berfungsi untuk mempertahankan gerakan osilasi dan menghasilkan gelombang sinusoidal yang stabil. Pada sirkuit penguat, loop ini membantu mengontrol arus dan tegangan yang mengalir melalui transistor sehingga sinyal input dapat diperkuat dan diteruskan ke output.
Loop kolektor-emitor tampak pada Gambar 4.22. Dengan menuliskan hukum voltase Kirchhoff untuk loop yang ditunjukkan searah jarum jam menghasilkan :
Improve Bias Stability
Penambahan resistor emitor ke bias dc dari BJT memberikan
peningkatan stabilitas, yaitu, arus dan tegangan bias dc tetap lebih dekat ke
tempat yang ditetapkan oleh rangkaian ketika kondisi luar, seperti suhu dan
transistor beta, berubah.
Saturation Level
Kalimat tersebut menjelaskan bahwa level jenuh kolektor atau arus kolektor maksimum untuk desain basis pengemitter dapat ditentukan dengan pendekatan yang sama seperti yang digunakan dalam konfigurasi basis tetap (fixed-bias). Pendekatan tersebut adalah dengan menerapkan sirkuit pendek antara terminal kolektor-emitter
Contoh 1:
b.Untuk titik-Q di persimpangan garis beban dengan arus basis 15 m A, carilah nilai ICQ dan VCEQ.
c.Tentukan beta dc pada titik-Q.
d.Menggunakan beta untuk jaringan yang ditentukan di bagian c, hitung nilai R B yang diperlukan dan menyarankan nilai standar yang mungkin.
Problem 1
Sebuah transistor NPN memiliki β sebesar 100 dan tegangan Vcc sebesar 12 volt. Dalam konfigurasi emitter bias, resistor emitter memiliki nilai 1 kΩ dan resistor basis memiliki nilai 100 kΩ. Tentukan tegangan basis, tegangan emitter, tegangan kolektor, dan arus kolektor jika tegangan basis sebesar 0,7 volt.
Jawaban:
- Tegangan emitter = 0,7 volt
- Tegangan basis = 0,7 volt
- Tegangan kolektor = 11,3 volt
- Arus kolektor = 10,6 mA
Penjelasan:
- Tegangan emitter dapat dihitung menggunakan persamaan VE = VB - 0,7 V. Karena tegangan basis sudah diketahui, maka VE = 0,7 V.
- Tegangan basis juga sebesar 0,7 V.
- Tegangan kolektor dapat dihitung menggunakan persamaan VC = Vcc - IC * RC. Karena RC tidak diketahui, maka dapat diasumsikan nilainya sangat besar sehingga arus kolektor dapat dianggap konstan dan IC = β * IB. Dengan menggabungkan persamaan tersebut dan memasukkan nilai-nilai yang diketahui, maka VC = 11,3 V.
- Arus kolektor dapat dihitung menggunakan persamaan IC = β * IB. Karena tegangan basis dan resistor basis diketahui, maka IB dapat dihitung menggunakan persamaan IB = (VB - VE) / RB. Setelah IB diketahui, maka IC dapat dihitung menggunakan persamaan tersebut. Dengan memasukkan nilai-nilai yang diketahui, maka IC = 10,6 mA
2. Tentukan IB, IC, αdc, dan VCE
3. IC ѕаturаѕі, VCE сut оff dan gаrіѕ beban dс
Sebuah sirkuit emitter bias memiliki transistor NPN dengan nilai beta sebesar 150, resistor basis (Rb) sebesar 100 kΩ, dan resistor emitter (Re) sebesar 1 kΩ. Sumber tegangan Vcc yang diberikan adalah 10 V. Tentukan arus basis, arus kolektor, dan tegangan kolektor yang terukur pada sirkuit tersebut.
- Hitung tegangan basis-emitter (Vbe) yang diperlukan untuk mengalirkan arus basis yang konstan menggunakan rumus Vbe = 0,7 V (untuk transistor silikon).
Vbe = 0,7 V
- Hitung arus basis (Ib) dengan rumus Ib = (Vcc - Vbe) / Rb.
Ib = (10 V - 0,7 V) / 100 kΩ Ib = 0,093 mA
- Hitung arus kolektor (Ic) dengan rumus Ic = beta x Ib.
Ic = 150 x 0,093 mA Ic = 13,95 mA
- Hitung tegangan kolektor (Vc) dengan rumus Vc = Vcc - (Ic x Re).
Vc = 10 V - (13,95 mA x 1 kΩ) Vc = -3,95 V (nilai negatif menunjukkan bahwa transistor sedang jenuh)
Dalam analisis di atas, kita menggunakan nilai resistor basis dan resistor emitter yang telah diberikan untuk menghitung arus basis dan arus kolektor. Tegangan kolektor kemudian dapat dihitung dengan menggunakan hukum Kirchoff untuk menghitung tegangan di sepanjang rangkaian. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa transistor sedang jenuh karena tegangan kolektor negatif. Oleh karena itu, nilai resistor kolektor dapat dinaikkan untuk menghindari saturasi dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
- Apa tujuan dari resistor emitter dalam sirkuit emitter bias transistor?
a. Untuk mengontrol gain transistor
b. Untuk menstabilkan titik kerja transistor
c. Untuk memberikan umpan balik negatif pada transistor
d. Untuk meningkatkan respons frekuensi transistor
Jawaban: b
- Pada sirkuit emitter bias transistor, apa efek dari penurunan nilai resistor basis?
a. Meningkatkan gain tegangan sirkuit
b. Menurunkan tegangan bias transistor
c. Meningkatkan impedansi masukan sirkuit
d. Menurunkan stabilitas titik kerja
Jawaban: b
- Komponen mana yang menentukan titik kerja DC pada sirkuit emitter bias transistor?
a. Resistor basis
b. Resistor emitter
c. Resistor kolektor
d. Tegangan bias transistor
Jawaban: b
saat tegangan diterapkan antara basis dan emitter, elektron
di daerah basis akan terionisasi dan menembus dari basis ke kollektor. Ini
menghasilkan arus pengkolektor yang lebih besar dan menghasilkan penguatan
sinyal. Karena arus basis kecil, terdapat sedikit atau tidak adanya pemanasan
yang dihasilkan dan akibatnya transistor dapat beroperasi tanpa kehilangan
energi pada bentuk panas.
Pada konfigurasi emitter bias, sebuah resistor terhubung antara sumber tegangan dan emitter transistor. Resistor ini membentuk rangkaian pembagi tegangan yang memungkinkan tegangan pada emitter dan basis diatur dengan mudah dan dijaga pada tingkat yang aman untuk menghindari kerusakan pada transistor.
5.Simulasi Rangkaian [Kembali]
Rangkaian Proteus
Gambar 4.17 Klik disini
Gambar 4.18 Klik disini
Gambar 4.19 Klik disini
Gambar 4.20 Klik disini
Gambar 4.21 Klik disini
Gambar 4.22 Klik disini
Gambar 4.23 Klik disini
Gambar 4.24 Klik disini
Gambar 4.26a Klik disini
Video
Tidak ada komentar:
Posting Komentar